Dahulu, suara merupakan jembatan antara diri Nayuma dengan dunia. Namun sejak kehilangan suaranya, Ia itu hanya bisa berbicara lewat puisi yang tak terdengar. Tiap bait yang ia tulis penuh rasa, namun tak pernah sampai. Hingga suatu saat, Nayuma menemukan seseorang yang piawai merangkai kata. Bersama para sahabatnya yang jenaka dan setia, mereka menyulam kembali suara yang hilang… dalam bisikan puisi.

Hanya seorang naga yang gemar makan kacang dan membuat komik .