WEBTOON KANVAS

CERITA KREATOR

Peluang Adaptasi untuk Eksplorasi Diri

WEBTOON KANVAS

Tim KANVAS

22 MEI, 2024

Bagi para pembaca yang gemar dengan cerita sedih dan hangat, mungkin sangat familiar dengan ‘A Flower for Nao’, cerita yang rilis pada tahun 2020, karangan Febs yang berkolaborasi dengan ilustrator VBi, mampu menarik dan menyentuh banyak hati pembaca dengan gambar dan style VBi yang cantik dan indah. Setelah menamatkan ‘A Flower for Nao’, VBi akhirnya kembali ke kancah WEBTOON Indonesia melalui adaptasi novel web ‘Our Secret Marriage’ dengan gaya gambarnya yang semakin cantik dan menawan.

1. Bagaimana VBi mendapatkan kesempatan untuk menjadi ilustrator untuk proyek adaptasi webnovel Korea Selatan ini? Dan sejak kapan proyek dimulai?

Aku menamatkan ‘A Flower for Nao’ di tahun 2022. Setelah itu aku tidak langsung menerbitkan karya lagi di LINE WEBTOON Indonesia. Aku banyak latihan lagi dan melakukan beberapa proyek webtoon. Hingga suatu hari, editor ‘A Flower for Nao’ menghubungiku dan menawarkan menjalani tes kandidat ilustrator untuk proyek adaptasi webtoon Korea. Sebenarnya awalnya aku ragu karena sedang menjalankan proyek yang aku sebutkan sebelumnya, tapi berkat dukungan dan dorongan dari editorku, akhirnya aku coba saja. Kupikir, tidak ada salahnya juga mencoba.

Salah satu tesnya adalah membuat desain karakter dari webnovel yang akan digarap. Setelah aku membaca sinopsis; cerita secara keseluruhan; dan latar belakang karakter; ternyata karakter Junyoung yang akan aku desain hampir sama dengan dengan karakter yang beberapa kali aku unggah secara pribadi di SNS. Yang membedakan mereka hanya setting dan warna rambut saja, karakter yang aku punya berada di setting medieval dan berambut pirang. Secara sifat sebenarnya tidak jauh berbeda juga, karakter asli buatanku adalah putra mahkota, yang suka keluar dari istana untuk eksplorasi. Junyoung sendiri memiliki vibes seperti itu, terlihat seperti karakter yang elit dan royal tapi ternyata down to earth.

Beberapa minggu kemudian, aku menerima kabar kalau aku ternyata lolos tes. Aku pun mempertimbangkan lagi karena secara konsep, ‘Our Secret Marriage’ sudah cukup sesuai dengan apa yang aku bayangkan jadi tidak terlalu banyak memerlukan banyak perubahan dan sepertinya potensi ke depannya akan lebih besar untuk mengambil proyek adaptasi ‘Our Secret Marriage’. Belum lagi, aku senang membuat visualisasi sebuah cerita yang bagus. Aku merasa itu sudah tugas seorang ilustrator untuk menghidupkan sebuah cerita agar menyentuh hati pembaca

2. Bagaimana VBi memilih style yang sesuai dengan tone dan atmosfer cerita dari webnovel Our Secret Marriage yang VBi adaptasi? Apakah ada judul lain yang menjadi inspirasi utama VBi dalam mengembangkan visual untuk komik adaptasi ini?

Pertama-tama aku membaca keseluruhan cerita ‘Our Secret Marriage’. Konflik dalam cerita ini sebenarnya cukup lugas, jelas, dan tidak terlalu berat. Bahkan dari awal, sudah terlihat jelas siapa male lead dan female lead-nya. ‘Our Secret Marriage’ mengingatkanku dengan webtoon lain dengan setting kantor yang hampir sama. Aku pun mengambil beberapa referensi dalam teknik visualisasinya dan melakukan penyesuaian pula dengan gayaku. Karena webtoon yang kujadikan acuan adalah komedi, sementara ‘Our Secret Marriage’ masih memiliki aspek-aspek dalam dan menyentuh seperti kakeknya yang ingin melihat Yoonseol menikah. Aku suka sekali dengan cerita-cerita menyentuh makanya aku merasa ‘Our Secret Marriage’ cocok dengan style yang aku gemari.

3. Apakah VBi melakukan riset tambahan terkait budaya Korea Selatan atau hal-hal lainnya untuk memastikan keakuratan visual dalam komik ini?

Mencari referensi budaya Korea Selatan sekarang sudah mudah lewat internet, aku cukup browsing dan lihat-lihat beberapa adegan di drama. Seperti pemakaman di episode 1, karena pemakaman di Korea itu cukup berbeda dan signifikan dari negara lain jadi bisa dengan mudah menemukan referensi di internet.

Salah satu scene yang cukup membingungkan adalah membayangkan scene di tempat parkir yang terlihat jembatan dari kejauhan, tapi cukup tertutup pohon. Karena ketika aku berusaha mencari lewat google maps, sedikit tempat parkir di Korea yang memenuhi kondisi keduanya. Tapi ternyata aku bisa menemukannya lewat google maps.

Kemudian di episode-episode selanjutnya, aku memperhatikan sekali soal taman. Setelah mencari referensi, ternyata taman di Korea memiliki ciri khas. Baik taman di kampus, taman di kota, taman di jalan, hampir semuanya memiliki paduan Eropa dan Asia, jadi aku memadukan kedua konsep tersebut.

4. Bagaimana VBi berkolaborasi dengan storyboard artist dan anggota tim lainnya dalam menghasilkan ilustrasi yang konsisten dengan narasi cerita?

Melalui ‘Our Secret Marriage’, ini pertama kalinya aku bekerja dengan Kak Chairunnisa. Melalui storyboard dari Kak Chairunnisa, aku dapat melihat ternyata hasil pikiranku dan Kak Chairunnisa terhadap ‘Our Secret Marriage’ tidak terlalu berbeda jauh, jadi aku tidak terlalu melakukan banyak adjustment.

Aku melakukan banyak adjustment dengan asistenku. Sebelum memulai proyek ini, kami melakukan meeting agar visi dan misi kami sama dalam mengerjakan proyek ini. Awalnya asistenku cukup mengerjakan warna dasar saja, tapi sekarang sudah bisa lanjut ke shading. Yang paling penting dalam bekerja sama dengan asisten adalah saling mengerti kesulitan satu sama lain.

5. Apakah VBi menghadapi tantangan tertentu dalam memvisualisasikan latar dan karakter-karakter yang mungkin memiliki latar belakang budaya yang berbeda? Dan bagaimana cara menghadapinya?

Untuk karakter Junyoung, aku tidak melakukan banyak perubahan dari karakter yang sudah pernah aku punya. Hanya saja karakterku lebih serius, sedangkan Junyoung agak iseng. Karena pada dasarnya aku lebih suka cerita yang angst dan serius, tapi kali ini dihadapi dengan cerita yang lebih ringan, jadi tantangannya adalah mendalami karakternya, terutama karakter Junyoung. Aku mengambil referensi karakterisasi dari manga-manga Jepang kesukaanku juga.

Untuk memvisualisasikan karakter Yoonseol sendiri sebenarnya tidak cukup sulit karena aku sangat bisa paham bagaimana reaksi seorang perempuan berusia 20 tahunan bertemu karakter seperti Junyoung yang susah ditebak. Sampai-sampai beberapa kali pembaca bilang soal ujung rambut Yoonseol yang suka naik-naik ke atas untuk menghadapi Junyoung. Sebenarnya itu ide yang tidak sengaja saya tambahkan untuk karakter Yoonseol karena bisa menambahkan kesan lucu dan imut. Di beberapa episoe pun, Junyoung juga mulai tertular kebiasaan ujung rambutnya Yoonseol yang naik ke atas.

Sedangkan untuk visualisasi latar, mungkin sebuah tantangan, tapi aku sendiri menikmati membuat latar. Karena aku sangat peduli dengan latar tempat. Aku selalu memperhatikan agar latar tidak terkesan kurang sepadan dengan mood suasana. Saat pertama kali aku menggambar digital secara profesional, aku banyak belajar terutama dari ilustrator-ilustrator barat. Suasana itu penting dalam sebuah cerita karena hal itu yang akan juga diingat pembaca. suasana yang kita bangun dengan benar dapat membuat pembaca terkesan. Bahkan karakter juga harus merasakan suasana tempat dalam cerita. Jika suasana tempat terasa hidup, maka dapat mempengaruhi suasana hati, ekspresi, bahkan gestur tubuh para karakter juga.

6. Berapa lama penyelesaian/finishing 1 episode ilustrasi, dan bagaimana pola kerja VBi dalam menyelesaikannya?

Melalui pengalamanku mengerjakan ‘A Flower for Nao’, untuk mengerjakan 1 episode cukup dalam 1 minggu karena pada saat itu aku bekerja secara penuh untuk ‘A Flower for Nao’.

Hanya saja dengan kondisi sekarang, di mana aku juga memiliki kesibukan di rumah, aku paling cepat menyelesaikan episode dalam 10 hari. Sebab aku baru bisa mengerjakan setelah sore hingga malam dan maksimal 6 jam. Belum termasuk dengan menyerahkan kepada asisten. Untung sekali asisten aku sangatlah kooperatif dan dapat menyesuaikan dengan gaya gambarku sehingga proses bisa berjalan dengan lancar.

7. Bagaimana VBi mempertahankan esensi karakter Yoonseol dan Junyoung dan suasana dari webnovel asli sambil membawa sentuhan kreatif VBi sendiri ke dalam ilustrasi?

Aku sudah cukup terbiasa karena telah mengerjakan ‘A Flower for Nao’ yang ditulis oleh Kak Febs. Dari situ aku belajar kalau penulis dan ilustrator harus bisa berusaha saling memadukan antara keinginan mereka. Meski penulis sudah memiliki arah tersendiri, aku juga berusaha melakukan improvisasi melalui hal-hal yang aku suka. Jika terlalu persis mengikuti cerita aslinya, akan jadi sangat kaku, sehingga aku berusaha memberikan sentuhan dan gayaku sendiri, sambil mempertahankan esensi karakternya.

Salah satu hal yang aku lakukan dengan membawa sentuhanku sendiri adalah karakter Junyoung. Dalam cerita aslinya, Junyoung jauh lebih kaku daripada versi webtoon. Karena aku memandang Junyoung bukanlah orang yang dingin dan kaku. Jika melihat dari keluarganya, seperti ibunya yang sangat perhatian, ayahnya yang tenang dan terlihat seperti sosok yang bisa dijadikan panutan, maupun dari teman-temannya, Junyoung seharusnya adalah karakter yang santai dan sedikit iseng. Ditambah lagi, karakter Junyoung di webtoon adalah seorang dosen, seharusnya bisa lebih luwes berinteraksi dengan orang. Aku menghubungkan berusaha menghubungkan benang merahnya.

8. Apakah tantangan yang VBi hadapi dalam menyesuaikan gaya seni VBi sendiri dengan estetika yang sudah ditetapkan dalam webnovel asli?

Meski aku tidak terlalu mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian karakter Junyoung dan Yoonseol karena mereka dibuat berdasarkan dari karakter yang pernah aku buat, aku mengalami tantangan dalam menyesuaikan karakterku yang awalnya berada dalam setting medieval ke dalam setting modern. Selain itu aku mengembangkan gaya seni dari Winter Woods yang warnanya simple tapi sangat eyecatching.

9. Selama proses pembuatan ilustrasi Our Secret Marriage, apakah VBi dibantu oleh kreator/asisten lain? Apa hal yang VBi utamakan dalam mencari asisten?

Aku dibantu asisten yang punya nama pena ‘Pehhh’. Aku bertemu dengan Pehhh melalui lowongan yang aku unggah di media sosial dan profil kreator. Hal yang paling aku utamakan dalam mencari asisten adalah orang yang mau belajar dan peduli terhadap cerita yang dikerjakan, sehingga orang tersebut akan komitmen terhadap pekerjaannya.

Di awal bekerja dengan Pehhh, kami saling bertukar pendapat dan berdiskusi untuk saling memahami posisi kami masing-masing. Misalnya, aspek apa yang terasa sulit bagi Pehhh, hal apa yang yang ingin diajari, butuh berapa lama, berapa jam, dan sebaliknya, Pehhh juga paham seperti apa bantuan yang aku harapkan darinya. Kami sering melakukan meeting. Dan bekerja dengan Pehhh sejauh ini adalah pengalaman yang menyenangkan. Belum lagi Pehhh seumuran dengan Yoonseol, jadi dia sangat bisa merasakan perasaan Yoonseol.

10. Apakah VBi mempertimbangkan preferensi pembaca Indonesia dalam pembuatan ilustrasi untuk adaptasi ini?

Tentu. Aku menyederhanakan gaya gambarku di ‘Our Secret Marriage’. Hal ini aku lakukan setelah mempelajari komentar-komentar pembaca di ‘A Flower for Nao’. Ternyata pembacaku lebih suka style ‘A Flower for Nao’ di season 1 yang lebih sederhana dibanding season 2. Padahal di season 2 aku lebih detail, seperti menggambarkan tiap helai rambut. Tapi ternyata pembaca lebih memperhatikan proporsi wajah dan tubuh karakter. Aku rasa, komentar pembaca mengenai itu bukan hal yang buruk untuk aku terapkan, melalui komentar pembaca justru aku bisa belajar untuk menyesuaikan.

Aku pun menerapkan hal-hal yang aku pelajari dari ‘A Flower for Nao’ ke dalam ‘Our Secret Marriage’.

11. Apa poin yang paling VBi perhatikan dalam pembuatan/finishing ilustrasi dalam setiap episodenya?

Aku paling memperhatikan lighting. Aku cukup sederhana dalam melakukan shading, jadi aku memperhatikan lighting, mood, ambience. Karena cerita ini cukup lugas, mood yang divisualisasikan juga harus jelas.

Selama ini aku terbiasa untuk mengolah scene yang lebih berat dan menyedihkan. Sementara ‘Our Secret Marriage’ memiliki suasana yang lebih ringan, inilah hal yang aku harus perhatikan dalam memainkan lighting untuk menghidupkan suasana.

12. Untuk referensi visual para karakter, adakah aktor atau aktris yang Vbi gunakan dalam proses design character? Atau mungkin ada pengaruh dari karakter judul lain?

Aku tidak terlalu mengikuti drama Korea, drama Korea yang sampai sekarang aku suka adalah Scarlet Heart. Jadi untuk Junyoung aku sebenarnya tidak terlalu terbayang aktor yang menyerupainya. Sementara Yoonseol aku ambil dari karakter kompilasi webtoon NASTAR yang aku buat.

Hanya saja, banyak pembaca mengatakan Junyoung memiliki kemiripan dengan Eiser dari ‘Serena’ dan juga peran utama pria dari salah satu webtoon office romance lain yang aku jadikan referensi.

13. Bagaimana respon pembaca terhadap komik adaptasi ini? Apakah VBi mendapat feedback yang berbeda dari karya VBi sebelumnya?

Cukup jauh berbeda, meski sama-sama positif. Banyak pembaca bilang gambarnya sangat jauh meningkat dibanding karyaku sebelumnya. Tapi mereka masih menemukan ciri khas dari ‘A Flower for Nao’. Aku sangat senang berarti gaya gambarku dikenali.

Aku paling banyak membaca komentar dari kolom komentar webtoon dan profil kreator. Akhir-akhir ini karena kesibukanku, aku tidak terlalu sering membuka media sosial, tapi ada satu interaksi yang paling membekas melalui Instagram. Aku sangat suka webtoon ‘Brotherhood’ sampai aku ikutiInstagram kreatornya, GIMS, dan GIMS balik mengikuti akunku. Lewat Instagram, aku sering mengunggah karya-karyaku di story, sampai suatu hari GIMS memberi komentar melalui story-ku. GIMS sangat ramah, kami saling bertukar cerita mengenai pengalamannya sebagai kreator di webtoon Korea dan Indonesia. GIMS bahkan menyemangatiku dan bilang dia akan menunggu karyaku sampai di Korea. Itu membuat aku semangat!

14. Apa yang VBi harapkan dari pembaca terhadap ilustrasi Our Secret Marriage?

Pertama, sebagai ilustrator, aku harap melalui cerita yang aku ilustrasikan, dapat menyentuh hati pembaca. Kedua, semoga pembaca bisa ikut merasakan apa yang dirasakan karakter. Ketiga, karena ceritanya menyenangkan dan manis, aku harap bisa meringankan perasaan pembaca, meningkatkan mood, dan memberikan semangat.

15. Apa yang VBi harapkan dari sesama kreator terhadap peluang-peluang adaptasi ke depannya?

Tidak ada salahnya untuk lebih terbuka dengan peluang adaptasi. Melalui proyek ini, kita bisa meningkatkan kreativitas melalui eksplorasi gaya menggambar. Karena melalui eksplorasi, kita bisa menyesuaikan gambar kita untuk berbagai media yang berbeda agar dapat tersampaikan pada pembaca.